BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi And Get Rich

BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam Ke Dunia Sensasi Dan Kontroversi And G…

Nate 0 3,263 03.21 23:34
BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam ke Dunia Sensasi dan Kontroversi




BDSM, singkatan dari Bondage, Dominance/Discipline, Submission/Sadism, dan Masochism, merupakan subkultur yang telah menjadi subjek pro kontra dan penelitian selama bertahun-tahun. Dengan akarnya yang kuno dan berkembang menjadi fenomena adat istiadat yang kompleks, BDSM menimbulkan beraneka tanggapan dari masyarakat biasa, mulai dari penolakan total hingga pemahaman yang mendalam.


Sejarah BDSM: Dari Kuno Hingga Modern

BDSM bukanlah fenomena baru. Praktik-praktik seperti perbudakan, hukuman jasmaniah, dan permainan kekuasaan sudah ada dalam sejarah manusia sejak zaman kuno. Sebagai contoh, dalam kebudayaan Romawi kuno, hubungan dominasi dan submisi kerap kali terjadi dalam wujud perbudakan seksual. Meskipun berbagai praktik ini mempunyai akar sejarah yang panjang, istilah BDSM sendiri baru muncul pada abad ke-20.

Pada awal abad ke-20, figur-teladan seperti Marquis de Sade, seorang penulis Prancis yang familiar dengan karya-karyanya yang kontroversial, memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman permulaan seputar konsep-konsep yang berhubungan dengan BDSM. Selain itu, di era yang sama, Sigmund Freud memberi tahu konsep sadisme dan masokisme sebagai komponen dari teori psikoanalisisnya.

Perkembangan lebih lanjut dari subkultur ini terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, saat komunitas-kelompok sosial rahasia mulai terbentuk di sekitar praktik-praktik BDSM. Selama periode ini, para pelaku BDSM mulai merumuskan kode etik dan tata tertib-regulasi yang mendampingi praktik-praktik mereka, serta menyampaikan konsep-konsep seperti \"Safe, Sane, and Consensual\" (SSC) dan \"Risk-Aware Consensual Kink\" (RACK), yang menekankan pentingnya keselamatan dan persetujuan dalam semua interaksi BDSM.

Konsep-Konsep Dasar dalam BDSM

1. Bondage: Adalah praktik mengikat atau mengendalikan gerakan seseorang menggunakan tali, rantai, atau bahan lainnya. Tujuan dari bondage bisa bervariasi, mulai dari estetika dan eksplorasi sensual hingga permainan kekuasaan.

2. Dominance and Submission (D/s): D/s melibatkan dinamika kekuasaan di antara pasangan, di mana satu pihak mengambil peran dominan (dom) sementara yang lainnya menjadi submisif (sub). Ini melibatkan hukum-peraturan yang disepakati dan permainan kekuasaan yang konsensual.

3. Sadism and Masochism (S&M): Sadisme yaitu kepuasan seksual yang didapatkan dari menyakiti atau mendominasi orang lain, sementara masokisme yakni kepuasan dari menerima rasa sakit atau penderitaan. Dalam konteks BDSM, kedua konsep ini dapat dijelajahi dengan persetujuan dan batasan yang terang.

4. Consent: Persetujuan ialah pilar utama dalam praktik BDSM. Seluruh perbuatan semestinya didasarkan pada kesepakatan yang jelas dan diberikan secara sukarela oleh semua pihak yang terlibat. Persetujuan ini harus bebas dari paksaan, tekanan, atau manipulasi.

Kontroversi dan Penafsiran Kepada BDSM

Sedangkan praktik-praktik BDSM telah berkembang dan diterima secara luas di antara kelompok sosial yang terlibat, masih ada banyak kontroversi yang memutari subkultur ini. Salah satu kritik utama yakni bahwa BDSM melibatkan kekerasan dan penindasan, meski pendukungnya menegaskan bahwa segala tindakan dikerjakan dengan persetujuan dan kesadaran penuh dari segala pihak yang terlibat.

Sebagian juga kuatir bahwa praktik-praktik BDSM dapat memperkuat ketidaksetaraan gender dan menghasilkan kesalahpahaman perihal apa yang sesungguhnya sehat dalam relasi seksual. Namun, penyokong BDSM berargumen bahwa subkultur ini hakekatnya menyokong komunikasi yang jujur ​​dan terbuka antara pasangan, serta pemberdayaan individu untuk mengeksplorasi dan menyatakan keinginan mereka dengan aman.



BDSM adalah subkultur yang rumit, dengan akar sejarah yang panjang dan perkembangan modern yang terus berlanjut. Walaupun masih menghadapi banyak kontroversi, BDSM telah berkembang menjadi kelompok sosial yang terorganisir dengan bagus, dengan prinsip-prinsip seperti keselamatan, kesadaran, dan persetujuan yang menjadi tanda utama.

Penting untuk diingat bahwa praktik-praktik BDSM wajib senantiasa dilakukan dengan persetujuan bebas dan sukarela dari semua pihak yang terlibat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dan nilai-poin yang mendasari subkultur ini, masyarakat dapat lebih terbuka terhadap bermacam format ekspresi seksual dan menunjang kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan aman dan sehat.

Comments

글이 없습니다.
제목
답변대기 | Test
Facebook Twitter GooglePlus KakaoStory KakaoTalk NaverBand